BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Maksud dan Tujuan
1.3
Prinsip Percobaan
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Umum
2.2
Uraian Bahan
2.3
Prosedur Kerja
BAB
III METODE KERJA
3.1 Alat
dan Bahan
3.2
Cara Kerja
BAB
IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji
Organoleptis
4.2
Reaksi
BAB
V PEMBAHASAN
BAB
VI PENUTUP
6.1
Kesimpulan
6.2
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Identifikasi kation banyak
digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan garam yang mengandung
banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan sebagainya. Dengan uji kation ini,
bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang
lama.
Dengan adanya suatu unsur
berguna untuk memisahkan bahan galian yang tercampur. Selain itu, dapat juga
digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat, seperti Hg dan Pb.
Identifikasi kation banyak digunakan atau dilakukan, mengingat karena
bahan-bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku, dan sedian obat.
Namun, dapat juga sebagai pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar
dapat diantisipasi bila membahayakan.
I.2 Maksud dan Tujuan
1.1.1.
Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami tahap-tahap identifikasi
kation untuk suatu sampel.
1.1.2.
Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi kation-kation golongan I, II,
III, IV, dan V, serta uji penegasan dengan menggunakan beberapa pereaksi yang
spesifik.
1.2.
Prinsip percobaan
Mengidentifikasi kation golongan I sampai
golongan V yang terdapat dalam suatu sampel dengan mereaksikannya dengan
berbagai pereaksi tertentu yang nantinya akan memberikan tanda spesifik yang
berupa terbentuknya endapan, perubahan warna, dan terbentuknya gas.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum
Untuk tinjauan analisis
kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam ilmu golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu tehadap beberapa reagensia. Reagen golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah Asam klorida,
Hidrogen sulfida, Amonium sulfida, dan Amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan
atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk
endapan atau tidak.
Secara prinsip, zat yang
akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan pereaksi tertentu yang
sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai garam yang sukar larut
atau hidroksidanya. Pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga pengendapan
kation golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan
mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.
Untuk identifikasi senyawa
organik, pada umumnya didasarkan atas kelarutannya dalam air. Jika senyawa
tidak larut dalam air, maka harus dilakukan destruksi. Cara destruksi
tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan ditentukan dengan bantuan
percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi ini terdiri dari pelelehan campuran senyawa yang sukar larut dalam pereaksi yang sesuai dalam jumlah yang
berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser sempurna ke arah reaksi.
Kation golongan I membentuk
klorida, yang tidak larut. Namun, Timbal klorida sedikit larut dalam air, dan
karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan
dengan HCl encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama golongan II.
Endapan Perak klorida dalam
bentuk dadih susu atau gumpalan sebagai hasil koagulasi bahan koloidal. Endapan
dapat dengan mudah disaring atau dicuci dengan air yang mengandung sedikit asam
nitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan
dikeringkan.
Reaksi identifkasi yang
lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi
kation untuk golongan II adalah Hidrogen sulfida yang hasilnya adalah
endapan-endapan berbagai warna. Kation-kation golongan II dibagi atas dua
subgolongan, yaitu subgolongan Tembaga dan Arsenik. Subgolongan Tembaga terdiri
dari Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (III), Cuprum (III), dan Capmium
(II). Subgolongan Arsenik terdiri dari Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stannum
(II), dan Stannum (IV).
Kation golongan III terdiri
dari Besi (III), Aluminium, Kromium (III) dan (IV), Nikel, Kobalt, Mangan (II)
dan (VII), dan Zink.
Logam-logam ini diendapkan
oleh reagen golongan untuk golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan.
Dengan adanya Amonium klorida oleh Hidrogen sulfida dari larutan yang telah
dijadikan basa dengan larutan Amonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai
sulfida, kecuali Amonium dan Kromin, yang diendapkan sebagai hidroksida oleh
larutan Amonia dengan adanya Amonium klorida. Sedang logam-logam lain ini tetap
berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh Hidrogen
sulfida.
Kation golongan IV terdiri
dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan
Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun Amonium sulfida; tetapi Amonium
karbonat membentuk endapan-endapan putih.
Kation golongan V terdiri
dari Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium. Kation-kation golongan V tidak
bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium sulfida, dan Amonium
karbonat. Reaksi-reaksi khusus atau uji-uji nyala dapat dipakai untuk
mengidentifikasi ion-ion ini.
2.2 Uraian bahan
1. Perak nitrat
(FI edisi 3:97)
Nama resmi : Argentii nitras
Nama lain : Perak nitrat
RM/BM : AgNo3/ 169,87
Pemerian
: hablur transparan atau aerbuk hablur berwarna putih; tidak
berbau;menjadi gelap jika kena cahaya.
Kadar :Mengandung
tidak kurang dari 99,5 % AgNO3.Hablur transparan atau serbuk hablur warna
putih,tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam
air.
Penyimpanan :dalam wadah tertutup
baik,terlindung dari cahaya.
Khasiat dan
pengunaan : Antiseptikum ekstern
2. Timbal
asetat(FI edisi 3: 503)
Nama resmi :
Plumbi acetas
Nama lain :Timbal
asetat
RM/BM
:C4H604Pb.H20/379,33
Penmerian
:Hablur prisma monoklir,kecil,putih,transpparant,atau massa hablur berat,berbau
seperti cuka.
Kadar :Meengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih dari 104,5 % timbale asetat.
KelarutanLarut
dalam 2 bagian air,umumnya
berpolarisasi,dalam 63 bagian etanol (95 %) dan 2 bagian gliserol p.
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat dan
kegunaan : adstringen
3. Raksa(II)
klorida(FI Edisi 3: 287)
Nama resmi :Hydrargyri bichloridum
Nama lain :
raksa(II) klorida
RM/BM :HgCl2/
271,52
Pemerian
:Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidaj berbau,berat.
Kadar :Mengandung tidak kurang dari 99,5 % HgCl2
dihitung terhadap zat yang telah dikerinakan.
KelarutanLarut
dalam 1/5 bagian air,dalam 2,1 bagian air mendidih,dalam dalam 3 bagian
etanol(95 %) p,,dalam 2 bagian etanol (95 %) p mendidih,dalam 20 bagian eter p
dan dalam 5 bagian gliserol p.
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat dan
kegunaan : antiseptikum ekstern.
4.Bismuth subnitrat(FI
edisi 3 :118-119)
Nama resmi :
Bismuth subnitras
Nama lain
:Bismuth subnitrat
RM/BM :BiNO3/
Penmerian :
serbuk hablur renik: putih,tidak berbau,tidak berasa,berat.
Kadar :Mengandung tidak kurang dari 71,0 % dan
tidak lebih dari 75,0 % Bismuth.
KelarutanPraktis
tidak larut dalam air dan dalam pelarut organic.Larut sempurna dala asam
klorida p dan dalam asam nitrat p.
Penyimpanan:
dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya.
Khasiat dan
penggunaan adstringen saluran pencernaan.
5.Besi(II)
Sulfat (FI edisi 3 :254)
Nama resmi :
Ferrosi sulfas
Nama lain :Besi
(II) sulfat
RM/BM :FeSo4 /
151,90
Pemerian serbuk :putih keabuan rasa logam,sepat,
Kadar : Mengandung tidak kurang dari dari 80% dan
lebih dari 90% FeSO4
Kelarutan
:perlahan-lahan larut hampir sempurna
dalam air bebas karbon dioksida.
Penyimpanan:
dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan
penggunaan : anemia defisiensi besi.
6.Besi(III)Klorida
(FI edisi 3:659)
Nama resmi : Ferros Chloridum
Nama lain :Besi (II) Klorida
RM/BM :FeCl3/ 162,2
Pemerian hablur :
hitam kehijauan,bebas warna jingga dari garam hudrat yang telah telah
terpengaruh oleh kelembapan.
Kelarutan : Larut dalam air,larutan
beropalesensi berwarna jingga.
Kegunaaan : sebagai
sampel.
7.Aluminium Kalium sulfat(FI edisi 3:81)
Nama
resmi :Alumini kalii sulfas
Nama lain :A luminium Kalium sulfat
RM/BM :KAlSO4/474,39
Pemerian :Masa hablur atau butiran hablur
tidak berwarna, transparan,rasa manis dan sepat.
Kadar
:Mengandung tidak kurang dari 99,5% KAl(SO4)2.12 H2O
Kelarutan: Sangat mudajh larut dalam air
mendidih, mudah larut dalam air,praktis tidak larut dalam etanol (95 % ),mudah
larut dalam gliserol p.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan :adstringen.
8. Krom(III) Sulfat(FI edisi 3: 698)
Nama resmi :Chrom Sulfat
Nama lain :Krom (III) Sulfat
RM/BM :Cr2(SO4)3
Pemerian :
Kadar
:
Kelarutan ; Larut sempurna dalam air
Penyimpanan : dalam wadahtertutup baik
9. Nikel Sulfat(1:429)
Nama resmi : Nikel Sulfurium
Nama lain :Nikel Sulfat
RM/BM :N2SO4.7 H2O/280,9
Penmerian :Hablur berwarna hijau
10. Kobalt (II) nitrat
Nama resmi: Cobaltrat nitras
Naman lain : Kobalt (II) nitrat
RM/ BM : Co(NO3)2/
291
Pemerian : sedikit mekar, merah pucat, atau
serbuk lembayung, tidak berbau.
Kelarutan : larut dalam air, tidak larut
dalam etanol
11. Zenk oksida
Nama resmi : Zinci Oxydum
Nama lain : Zenk oksida
RM/ BM : ZnO/ 81,38
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0%
ZnO, dihitung terhadap zat yang telah dipijarkan
Pemerian : Serbuk amor, sangat halus, putih
atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap CO2
dari udara.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
dan dalam etanol (95%) P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan
alkali hidroksida.
13. Barium sulfat
Nama resmi : Bani sulfas
Nama lain : Baroum sulfat
RM/ BM : BaSO4/ 233,40
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 97,5%
BaSO4
Pemerian : serbuk halus, bebas butiran
menggumpal, putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,
dalam pelarut organic, dalam larutan asam, dan dalam larutan alkali.
14. Kalsium karbonat
Nama resmi : Calsii carbonat
Nama lain: Kalsium karbonat
RM/ BM : CaCO3/ 68,09
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5%
CaCO3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
Pemerian : Serbuk hablur. Tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,
sangat sukar larut dalam air yang mengandung karbohidrat.
15. Stronsium klorida
Nama resmi : Stronsium cloridum
Nama lain : Stronsium klorida
RM/ BM : SrCl2/ 158,26
Pemerian : Heksahidrat, granul putih, tidak
berbau
Kelarutan : Larut dalam 0,8 bagian air, 0,5
bagian air mendidih.
16.
Magnesium sulfat
Nama resmi : Magnesii sulfas
Nama lain : Magnesium sulfat/ garam inggris
RM/ BM : MgSO4.7H2O/
246,47
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99%
MgSO4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur ridak berwarna, tidak
berbau, rasa dingin, asin, dan pahit. Dalam udara kering dan panas merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air,
agar sukar larut dalam etanol (95%) P.
17.
Natrium bromida
Nama resmi : Natrii bromidum
Nama lain : Natrium bromida
RM/ BM : NaBr/ 102,90
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99%
NaBr, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
Pemerian : Hablur kecil, transparan atau
buram, tidak berwarna, atau serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin, dan
agak pahit, meleleh basah
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan
dalam 17 bagian etanol (95%) P.
18. Kalium klorida
Nama
resmi : Kalii Cloridum
Nama lain : Kalium klorida
RM/ BM : KCl/ 74,55
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99%
KCl dihitung tehadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur berbentuk kubus, atau
bebentuk prisma, tidak berwarna atau serbuk butir putih, tidak berbau, rasa
asin
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air,
sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol mutlak
P dalam eter P.
19. Amonium bromida
Nama resmi : Amonium bromida
Nama lain : Amonium bromida
RM/ BM : NH4Br/ 97,96
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% NH4Cl
terhadap zat yang dikeringkan
Pemerian : Hablur atau serbuk, tidak
berwarna sampai putih kekuningan lemah, tidak berbau, higroskopik
Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan
dalam 12 bagian etanol 95% P.
2.3 Prosedur kerja
Katin golongan 1
1. Timbal
(Pb2+)
·
Setetes larutan ditambahkan setetes H2SO4 2M dan
alcohol setetes akan terbentuk endapan putih Pb SO4
Beberapa tetes larutan ditambahkan 2 tetes KI 0.5 N
terbentuk endapan kuning Pb I2 yang larut dalam air panas dan apabila
didinginkan akan terjadi Kristal kuning emas yang mengkilap
2. Perak
(Ag+)
Larutan yang mengandung Ag(NH3)2+
tambahkan setetes demi setetes HNO3 6M
terbentuk endapan putih AgCl
Larutan yang sama dengan a, tetesi setetes
KBr 1 M akan terjadi endapan kuning AgBr atau AgI
3.
Raksa (Hg2+)
Endapan hitam dilarutkan dalam aqua regia
(HCl + HNO3 : 3:1)lalu diuapkan sampai hamper kering. Residu dilarutkan dalam
1o tetes air dan 1 tetes HNO3 2 N kemudian diperiksa:
Pada kertas saring teteskan larutan diatas
lalu teteskan SnCl2 terbentuk amolgan yang mengkilap.
Celupkan kawat tembaga yang bersih, biarkan
beberapa lamanya menjadi tak berwarna. (HgCl2 + 2I- HgI2 endapan merah + Cl-)
Kation golongan II
1.
Raksa (II) Hg2+
Setetes larutan ditambahkan setetes larutan
SnCl2, terbentuk noda hitam.
Celupkan kawat tembaga bersih, beberapa
lama kemudian kawat diangkat dan digosok, terjadi amolgan yang mengkilap.
Pada larutan ditambahkan difenil karbazon
dalam alcohol terjadi warna ungu yang tertarik oleh CHCl3.
2.
Timbal (Pb2+)
Pada larutan ditambahkan 1 ml NH4-Ac lalu 2
tetes larutan K2CrO4.
Pada larutan ditambahkan 1 ml H2O2 3% lalu
1ml NH4OH 6M
Sintrifut fitrat ditambah pereaksi bersidi
asetat terbentuk warna biru.
3.
Bismuth ( Bi3+)
Pada larutan diteteskan 1 tetes preaksi
Cinchomin-NO3 dan 1 tetes KI trbentuk endapan jingga.
Celupkan kawat tembaga pada larutan,
setelah beberapalama terbentuk amalgam yang tahan pemanasan.
Pada kertas rodamin diteteska larutan,
terbentuk noda jingga.
4.
Cuprum (Cu2+)
Warna larutan berwarna birumenandakan
adanya Cu2+
Pada larutan zat ditambahkan 1 tets ZnSO4
dan 1 tetes larutan NH4Hg
(CNS)4, terbentuk endapan
ungu dari CuZnHg(CNS)4 .
Tambah larutan KI terjadi warna coklat.
Pada larutan ditambahkan K4Fe(CN)6
terjadi warna coklat merah.
5.
Cadrium (Cd2+)
Pada larutan ditambahkan H2O-H2s, terbentuk endapan kuning.
Pada larutan zat ditambahkan H2O-H2S,
terbentuk endapan CdS yang berwarna kuning.
6.
Arsen (As3+)
Reaksi Gutzetc : Larutan zat dalam tabung
reaksi ditambahkan bubuk Al dan 10 tetes KOH 6 M. Pada mulut tabung dimasukkan
kapas yang dibasahi dengan HgCl2
atau larutan AgNO3, terbentuk noda jingga coklat atau hitam.
Setelah larutan ditambahkan setetes H2O2
3% lalu dipanaskan. Tambahkan pereaksi HNO3 2M dan NH4-molibalat,
terjadi endapan putih.
7.
Antimon (Sb3+)
Setetes larutan ditambah 1 tetes pereaksi
Rhodamin dan hablur KNO2 , terbentuk warna merah ungu.
Setetes larutan ditambah natrium asetat dan
sebutir Na2S2O3, terjadi warna merah.
Kation golongan III
1.
Zink (Zn2+)
Larutan yang ditambah H2O-H2S, terjadi endapan putih dari ZnS.
Larutan yang ditambahkan K4Fe(CN)6, terjadi endapan putih yang tidak
larut dalam HCl.
Larutan
yang ditambahkan merkuri tiosianat dan CuS terjadi warna ungu.
2.
Cobalt (Co2+)
Pada larutan zat ditambahkan larutan KNO2 6M dalam jumlah yang sama
terbentuk endapan kuning setelah dipanaskan.
Larutkan dengan tiosianat terbentuk warna biru.
Pada kertas saring teteskan larutan zat kemudian teteskan larutan
nitroso-B-naftol dalam spiritus 40% menjadi warna merah.
3.
Nikel (Ni2+)
Larutkan zat yang ditambahkan NH4OH tetes demi tetes sehingga basa
kemudian ditambah dimetil slioksisan , terjadi warna merah.
4.
Ferrum (Fe2+)
Larutan zat ditambah 2 tetes larutan KSCN, terjadi warna ungu.
Larutan zat ditambah 2 tetes larutan K4Fe(CN)6 terjadi warna biru berlin.
Setetes larutan ditambah asam salisilat terjadi warna ungu.
5.
Aluminium (Al3+)
Pada larutan zat ditambahkan 2 tetes lartan 0,2% alizarin S kemudian
tetes demi tetes NH4OH sampai warna biru ungu. Asamkan dengan penambahan asam
asetat encer, terjadi warna bening.
6.
Chromium (Cr3+)
Larutan berwarna kuning. Asamkan dengan penambahan asam asetat 6 M, lalu
tambahkan Pb asetat terbentuk endapan kuning dari PbCrO4.
Pada larutan zat ditambahkan difenil karbazan dalam CHCl3, terbentuk
warna ungu yang larut dalam CHCl3.
Pada larutan zat ditambah 2 tetes H2)2 3% dan metilisobutilketon beberbentuk warna birupada
lapisan organic.
7.
Mangan (Mn2+)
Pada larutan zat ditambahkan I mL HNO3 6 M, lalu sebutir Na bismutat
terbentuk warna ungu dari MnO4.
Pada kertas saring yang telah dibasahi dengan perekasi benzidain asetat
dan NaOH 1 M diteteskan larutan zat, terjadi noda biru.
5 tetes larutan zat diuapkan di atas capor sampai kering lalu ditambahkan
sebutir KNO3 dan Na2CO3 anhidrat, dilebur kembali, terjadi warna hijau.
Kation golongan IV
1.
Barium (Ba2+)
Larutan asam asetat ditambahkan Na2SO4, terbentuk endapan putih yang
tidak larut dalam air raja (HCl-HNO3 = 3:1)
2.
Kalsium (Ca2+)
Larutan asam asetat encer di dalam tabung reaksi ditambahkan Na2SO4
terbentuk Kristal jarum
3.
Stronsium (Sr3+)
Larutan dalam asam sulfat encer terbentuk endapan putih kembali, endapan
tidak larut dalam (NH4)2SO4 bahkan dengan mendidihkan (perbedaannya dengan
kalsium), dalam CaSO4 jenuh, terbentuk endapan putih lambat-lambat dalam
keadaan dingin tetapi lebih cepat dengan mendidihkan (perbedaan dengan barium)
Kation golongan V
1.
Magnesium (Mg2+)
Filtrat terakhir ditambahkan 10 tetes larutan NH4Cr 5 M, 5 tetes NH4OH
pekat, kemudian ditambahkan 5 tetes larutan Na2HPO4 0,5 M. Kocok campuran di
atas, diamkan beberapa menit. Terbentuk Kristal dari MgNH4PO4.
2.
Natrium (Na+)
Sedikit zat diteteskan 10 tetes HCl 6 M. Celupkan kawat nikrom yang telah
berisi, kemudian pijar di atas api oksidasi. Amati nyala yang terjadi, apabila
ada Na maka terbentuk nyala kuning.
Sedikt zat disimpan di atas kaca objek, teteskan sedikit air suling,
kemudian teteskan pereaksi zink urasil asetat, terbentuk Kristal berbentuk
diamond.
3.
Kalium (K+)
Sedikit zat ditambahkan 10 tetes HCl 6 M, celupkan kawat nikrom yang
telah bersih kemudian pijarkan di atas api, terbnetuk nyala ungu (diamati
dengan menggunakan kaca kobalt).
Sedukit
zat disimpan di atas kaca objek teteskan air suling, kemudian ditetesi pereaksi
triple nitrit, terbnetuk Kristal persegi berwarna hitam (dlihat di bawah
mikroskop).
TABULASI KATION
Kation Golongan I
Pereaksi
|
Pb2+
|
Hg+
|
Ag+
|
HCl
+ NH3
+ air panas
|
Putih, PbCl2 ↓
Tdk ada prubahan
Larut
|
Putih, Hg2Cl2 ↓
Hitam, Hg ↓ +
HgNH2 ↓
Tdk ada perubahan
|
Putih,
AgCl2 ↓
Larut,
[ Ag(NH3)2]2+
Tdk
ada prubahan
|
H2S (+ HCl)
+cc. NHO3
Didihkan
NH3 sedikit
+ berlebihan
|
Hitam, PbS ↓
Putih, PbSO4
Putih, Pb(OH)2 ↓
Tdk ada perubahan
|
Hitam, Hg ↓ + HgS ↓
Putih, Hg2(NO3)2S
↓
Hitam, Hg+HgO, HgNH2NO3 ↓
Tdk ada perubahan
|
Hitam,
Ag2S ↓
Larut,
Ag +
Coklat,
Ag2O ↓
Larut,
[ Ag(NH3)2]+
|
NaOH, sedikit
berlebih
|
↓putih, Pb(OH)2
Larut, [Pb(OH4)]2-
|
Hitam, Hg+HgO2,
↓ HgNH2NO3
Tdk ada perubahan
|
↓ coklat, Ag2O
Tdk ada perubahan
|
KI sedikit
+ berlebihan
|
↓ kuning PbI2
Tdk ada perubahan
|
↓ hijau HgI
↓ abu-abu Hg+[HgI4]2-
|
↓ kuning HgI
Tdk ada perubahan
|
K2CrO4
+ NH3
|
↓ kuning PbCrO4
Tdk ada perubahan
|
↓ merah Hg2CrO4
↓ hitam Hg+HgNH2NO3↓
|
↓ merah Ag2CrO4
Larut,[Ag(NH3)]+
|
KCN, sedikit
+ berlebihan
|
↓ Putih Pb(CN)2
Tdk ada perubahan
|
↓ Hitam Hg + Hg(CN)2
Tdk ada perubahan
|
↓ Putih AgCN
Larut, [Ag(CN)2]-
|
Na2CO3
+ mendidih
|
↓ Putih PbO, PbCO3
Tdk ada perubahan
|
↓ Putih kekuningan Hg2CO3
↓ Hitam Hg + ↓ HgO
|
↓ Putih kekuningan Ag2CO3
↓ Coklat Ag2O
|
Na2HPO4
|
↓ Putih Pb3(PO4)2
|
↓ Putih Hg2HPO4
|
↓ Kuning Ag3PO4
|
Reaksi spesifik
|
Benzidina (+Br2)
Warna biru
|
Difenil karbazida
Warna ungu
|
p-dimetilamino-benzilidena rodamina
(+HNO3)
Warna lembayung
|
Katoin golongan II A
Pereaksi
|
Hg2+
|
Sn2+
|
Bi3+
|
Cu2+
|
Cd2+
|
H2S
|
↓ Putih Hg3S2Cl2
↓ Hitam HgS
|
Coklat
↓
SnS larut
|
↓ Hitam Bi2Sr3
|
↓ Hitam CuS
|
↓
Kuning CdS
|
NH3, sedikit
|
↓
Putih HgO.Hg(NH)2NO3
|
|
↓Bi(OH)2NO3
|
↓ Biru Cu(OH)2CuSO4
|
↓
Putih Cd(OH)2
|
NaOH, sedikit
+ berlebih
|
↓
Merah kecoklatan
Larut
|
Putih
↓
Sn(OH)2
|
↓
Putih Bi(OH)3
Sedikit
larut
|
↓
Biru Cu(OH)2
Tidak
larut
|
↓
Putih Cd(OH)2
Tidak
larut
|
KI
+
Berlebih
|
↓
Merah HgI2
Larut
|
|
↓
Putih
Larut,
(BrI)2-
|
Putih, CuI2
|
|
KCN
+ Berlebih
|
Tdk ada perubahan
Tdk ada perubahan
|
|
↓
Putih Bi(OH)3
Tdk larut
|
Kuning, Cu(CN)2
Larut
|
↓
Putih Cd(CN)2
Larut
[Cd(CN)4]2-
|
SnCl2
+ Berlebih
|
↓
Putih ↓ HgCl2
↓
Hitam Hg
|
|
|
|
|
Air
|
|
|
↓
Putih BrO(NO)2
|
|
|
Reaksi spesifik
|
Uji kobalt (II)
Tiosianat → biru tua
|
Kalium iodida → endapan
merah jingga
|
Asam tionat → hitam
|
|
Dinitro-P depensi ↓ warbadida (0,1%) → dari coklat berubah menjadi kehijauan
|
Uji nyala
|
|
Biru abu-abu
|
|
|
Hijau kebiran
|
Kation golongan II B
Pereaksi
|
As3+
|
As5+
|
Sb3+
|
Sb5+
|
Sn4+
|
H2S
+ HCl pelarut,
dididihkan
|
Suasana asam kuning
(As2S3)
Tidak larut
|
Kuning
As2S5
Tidak
larut
|
Merah jingga
Sb2S3
Larut
|
Coklat
Sb5S2
Larut
|
Kuning
SnS2
Larut, SnS2
|
AgNO3 + HNO3/NH4OH
|
Kuning Ag3AsO3
Larut, [Ag(NH3)2]+
|
Merah coklat
AgAsO4
Larut
|
|
|
|
SnCl2
|
+ 2 mL HCl pekat
0,5 mL SnCl2 ↓ Coklat tua
|
|
|
|
|
NH4-molibolat
|
|
Kristalin putih
MgNH4SO4
|
|
|
|
KI
|
|
+ HCl pekat, ungu, I2 ↓ +CCl4
Gelatin,
kuning muda
|
Merah (SbI)3-
|
|
|
Air
|
|
|
Putih, SbOCl
|
Putih SbO4
|
|
NaOH/NH4OH
|
|
|
Putih, SbO3
|
Putih Sb(OH)2
|
Putih, Sn(OH)4
|
Zink
|
|
|
↓
Hitam, Sb
|
↓
Hitam Sb
|
Mereduksi ion Sn4+
menjadi Sn2+
|
HgCl2, sedikit berlebih
|
|
|
|
Putih, HgCl2
Abu-abu Hg
|
Tdk ada endapan
|
Reaksi spesifik
|
↓
kuning muda
|
Barutan utanil asetat: ↓ kuning muda
|
Reagensia rodamin-B
Warna biru
|
Reagensia Rodamin-B
|
|
|
|
|
|
|
|
Kation golongan III A
Pereaksi
|
Fe2+
|
Fe3+
|
Al3+
|
Cr3+
|
NaOH
+ berlebih
|
↓
Putih Fe(OH)2
Tidak
larut
|
↓
Coklat merah Fe(OH)3
Tidak
larut
|
↓
Putih Al(OH)3
Larut
[Al(OH)3]-
|
Larut
↓ Hijau biru Cr(OH)3
Larut [Cr(OH)4}-
|
NH4OH
+ berlebih
|
↓
Putih Fe(OH)2
|
↓
Coklat merah Fe(OH)3
Tidak
larut
|
Putih gelatine Al(OH)3
Larut sedikit
|
Hijau biru Cr(OH)3
Larut sedikit
|
Al2S
|
Tdk ada endapan
|
Putih susu Fe2SO3
|
|
|
(NH4)2S
|
Hitam FeS
|
↓
Hitam Fe2S3
|
↓
Putih Al(OH)3
|
↓
abu-abu hijau biru Cr(OH)3
|
Asam HCl
|
Larut
|
Larut
|
|
|
KCN
+ berlebih
|
Coklat kekuningan
Larut [Fe(CN)3]-
|
Coklat kemerahan Fe(CN)3
Kuning [(Fe(CN)6]3-
|
|
|
K4F2(CN)
|
Putih, K2F2
|
|
|
|
K3Fe(CN)6
Dimetil glokisima
|
Biru tua [Fe(CN)6]3
Merah
|
Coklat [Fe (CN)6]
|
|
|
Mg3HPO4
|
|
Putih kekuningan FePO4
|
Putih gelatine AlPO4
|
Hijau biru CrPO4
|
NaCH3COOH +
berlebih
|
|
Coklat kemerahan
|
Tidak ada endapan putih,
Al(CH2)2CH3COO
|
Tidak ada perubahan
|
|
|
|
|
|
Na2CO3
|
|
|
Putih, Al(OH)3
|
Abu-abu hijau biru,
Cr(OH)3
|
Reaksi spesifik
|
V-fenamtrolina warna
merah
|
Kuprikan, endapan coklat
kemerahan (bila ada HCl)
|
Alizarin-S endapan merah
|
|
|
|
|
|
|
Kation
golongan III B
Pereaksi
|
Co2+
|
Ni2+
|
Mn2+
|
Zn2+
|
NaOH
+ berlebih
|
↓ Biru
↓ Merah jambu
|
↓ Hijau
Tidak larut
|
↓Putih
Tidak larut
|
↓ Putih gelatin
larut
|
NH4OH
+ berlebih
|
↓ Biru
Larut
|
↓ hijau
Larut
|
↓ putih
|
↓ putih
Tidak
larut
|
(NH4)2S
+ HCl encer
+ berlebih
|
↓ hitam
Tidak
larut
|
↓ hitam
Lar.koloid
coklat tua
|
↓ merah
jambu
|
↓ putih
Larut
Tidak
larut
|
KCN
|
↓ kuning
|
Tidak ada ↓
|
|
|
NH4(SCN)2
|
Larutan biru
|
|
|
|
H2S
|
↓ hitam
|
Hanya sebagian
yg mengendap
|
|
↓ ZnS
|
Na(HPO4)2
|
|
|
↓ merah
jambu
|
|
Na2HPO4
|
|
|
|
↓putih Zn3(PO4)2
|
KNO2
|
↓ kuning
|
Tidak ada ↓
|
|
|
Warna zat
|
Biru
|
Hijau
|
|
|
Kation
Golongan IV
Pereaksi
|
Ba2+
|
Sr2+
|
Ca2+
|
NH4OH
|
Keruh (≠↓)
|
|
Keruh (≠↓)
|
(NH4)2CO3
+ CH3COOH
dipanaskan
|
↓ putih
Larut
|
↓ putih
|
Amorf putih
↓ Kristal
|
Amonium Oksalat
+ CH3COOH
|
↓ putih
Larut
|
↓ putih
|
|
H2SO4
encer
+ H2SO4
|
↓ putih
Larut
|
↓ putih
|
↓ putih
Larut
|
CaSO4
|
↓ putih
|
|
|
K2CrO4
+ CH3COOH
dipanaskan
|
↓ kuning
Larutan jingga
kemerahan
|
↓ putih
larut
|
|
Uji nyala
|
Hijau kekuningan
|
Merah barmin
|
Merah kekuningan
|
K4Fe(CN)6
|
|
|
↓ putih
|
Kation
Golongan V
Pereaksi
|
Mg2+
|
Na2+
|
K+
|
NH4+
|
NaOH
+ air
NaOH
+ berlebih
|
↓ putih gelatin
Larut sedikit
↓ putih
|
|
|
↑ NH3, bau
uap
Putih
|
NH4CO3
|
↓ putih
|
|
|
|
Na2CO3
+ asam
|
↓ putih
Larut
|
|
|
|
Na2HPO4
+ CH3COOH
Kuning titan
|
↓ kristalin
putih
Larut
↓ merah tua
|
|
|
|
Na3CO(NO2)6
+CH3COOH
|
|
|
↓ kuning
|
↓ kuning
|
H2C4H4O6
+ Na-asetat
|
|
|
|
|
HClO4
|
|
|
↓ kristal putih
|
|
Uji nyala
|
Meah tua
|
Kuning intensif
|
lembayung
|
|
Nessler
|
|
|
|
↓ coklat tua,
kuning
|
Pemijaran
|
|
|
|
Menguap, tidak
ada sisa.
|
BAB III
METODE KERJA
III.1
Alat dan Bahan
III.1.1 Alat yang dibutuhkan
Baskom,
bunsen, cawan porselen, gegep kayu, gelas arloji, kain putih, kawat nikrom,
lampu spiritus, penangas air, pipet panjang, pipet pendek, plat tetes, pot
sampel, rak tabung, sendok tabung, sikat tabung, tabung reaksi, dan tissue
roll.
III.1.1 Bahan yang dibutuhkan
Aquadest, AgNO3, Amonium molibdat, BaCl2,
CaCl2, HCl, HClO4, HNO2, H2SO4,
I2, KBrO3, KMnO4, MgSO4, NaNO2,
NaOH, Na2EDTA, Na2S, Na2S2O3,
NH4Cl, NH4CO3, NH4SCN, dan Pb
asetat.
III.1.3 Cara
kerja sampel
·
Uji organoleptis
1. Disiapkan
sampel yang akan diuji
2. Diamati
warna dan bau sampel
3. Diuji
kelarutan sampel dengan melalrutkannya dalam aquadest
4. Diamati
bentuk sampel
5. Diuji
sifat higroskopis sampel dengan meletakkannya sedikit dalam wadah yang terbuka.
·
Uji golongan
1. Dibuat
larutan stock sampel dalam sebuah tabung reaksi.
2. Dari
larutan stock, diambil sekitar 1 mL untuk uji golongan I.
3. Untuk
uji golongan I, larutan stock tadi ditambahkan HCl encer. Jika terjadi endapan,
maka sampel tersebut adalah kation golongan I. Dan kemudian ditambahkan reaksi
spesifik golongan tersebut.
4. Jika
tidak terjadi endapan, maka sampel ditambahkan dengan larutan natrium sulfida.
Jika terdapat endapan, maka sampel tersebut termasuk kation golongan II dan
ditambahkan reaksi spesifik goglongan II.
5. Jika
tidak terjadi endapan, maka diambil larutan stock yang baru. Kemudian
ditambahkan larutan ammonium klorida dan dan ammonium hidroksida. Jika terdapat
endapan, maka sampel tersebut termasuk golongan III A. Jika tidak terjadi
endapan, tambahkan Na2S. Jika terjadi endapan, maka sampel tersebut termasuk
golongan III B. dan kemudian ditambahkan pereaksi spesifik golongan III B.
6. Jika
tidak terjadi endapan, ambil larutan stock pertama kemudian ditambahkan amonium
klorida dan amonium karbonat. Jika terdapat endapan maka sampel tersebut
termasuk golongan iV dan kemudian ditambahkan pereaksi spesifik golongan IV.
7. Jika
tidak terdapat endapan, maka sampel termasuk golongan sisa yaitu golongan V
yang akan dilanjutkan dengan uji nyala.
·
Uji spesifik
1. Bahan
sampel yang telah diketahui golongannya dibuatkan pereaksi spesifik berdasarkan
tabulasi.
2. Diamati
reaksi yang terjadi setelah menambah pereaksi spesifik untuk menentukan jenis
kationnya.
·
Uji nyala
1. Diletakkan
sampel di atas gelas arloji dan ditambahkan HCl pekat.
2. Kawat
nikrom dicelupkan ke dalam sampel, kemudian dibakar dan diamati nyala api
spesifiknya untuk menentukan jenis kationnya.
BAB IV
DATA
IV.1.1 Uji
Organoleptis
No.
|
Sampel
|
Warna
|
Rasa
|
Bentuk
|
Bau
|
Kelarutan
|
1.
|
AEK2
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
2.
|
VYNZZIE
|
Hijau
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
3.
|
KAFF
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Berbau
|
Larut
|
4.
|
JOUNIN
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Berbau
|
Larut
|
5.
|
DEVIL
|
Putih
|
Kasar
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
6.
|
L & A
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
7.
|
AQAN
|
Pink pucat
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
8.
|
1111
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Tidak larut
|
9.
|
THE
|
Orange
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
10.
|
ANDI
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Berbau
|
Larut
|
11.
|
XIXZ
|
Hijau kebiruan
|
Kasar
|
Serbuk
|
Berbau
|
Larut
|
12.
|
YABG
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
13.
|
GOL
|
Tidak berwarna
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
14.
|
CHUNIN
|
Tidak berwarna
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
15.
|
ABCD
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Sukar larut
|
16.
|
KECIL
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Sukar larut
|
17.
|
RCTI
|
Tidak berwarna
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
18.
|
AWTM
|
|
|
|
|
|
VI.1.2
Uji golongan dan spesifik
No.
|
Sampel
|
HCl
|
HCl + Na2S
|
NH4Cl + NH4OH
|
(NH4)2CO3
|
Spesifik
|
Golongan
|
Kation
|
1.
|
AEK2
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala lembayung
|
V
|
K+
|
2.
|
VYNZZIE
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala kuning
|
V
|
Na+
|
3.
|
KAFF
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala kuning
|
V
|
Na+
|
4.
|
JOUNIN
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala merah bata
|
V
|
Mg2+
|
5.
|
DEVIL
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala kuning
|
V
|
Na+
|
6.
|
L & A
|
↓ putih
|
|
|
|
+
NaOH → ↓coklat
|
I
|
Ag+
|
7.
|
AQAN
|
|
|
↓
putih
|
|
↓
putih
|
III
B
|
Mn2+
|
8.
|
IIII
|
|
↓
hitam
|
|
|
+
NaOH → merah kecoklatan
|
I
|
Hg22+
|
9.
|
THE
|
↓ putih
|
|
|
|
+
HClO4 → ↓ kristal putih
|
II
A
|
Pb2+
|
10.
|
ANDI
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala kuning
|
V
|
Na+
|
11.
|
XIXZ
|
|
↓
hitam
|
|
|
+
NH4OH → ↓hitam
|
II
A
|
Cu2+
|
12.
|
YABG
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala lembayung
|
V
|
K+
|
13.
|
GOL
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala lembayung
|
V
|
K+
|
14.
|
CHUNIN
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala lembayung
|
V
|
K+
|
15.
|
ABCD
|
|
|
↓
putih
|
|
+
(NH4)2S ↓ merah jambu
|
III
B
|
Mn2+
|
16.
|
KECIL
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala kuning
|
V
|
Na+
|
17.
|
RCTI
|
|
|
|
|
Uji
nyala = +HCl → nyala lembayung
|
V
|
K+
|
18.
|
AWTM
|
|
|
|
↓
putih
|
Uji
nyala = +HCl → nyala hijau kekuningan
|
IV
|
Ba2+
|
IV. 2.
Reaksi
a.
Kode sampel : AEK2
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala lembayung
b.
Kode sampel : Vynzzie
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala kuning
c.
Kode sampel : KAFF
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala kuning
d.
Kode sampel : JOUNIN
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala merah bata
e.
Kode sampel : DEVIL
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala kuning
f.
Kode sampel : L & A
Uji golongan : + HCl
→ ↓ putih
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
NaOH → ↓ coklat
g.
Kode sampel : AQAN
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
NH₄OH → ↓ putih
h.
Kode sampel : IIII
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S → ↓
hitam
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
NaOH → ↓ merah kecoklatan
i.
Kode sampel : THE
Uji golongan : + HCl
→ ↓ putih
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HClO₄ → ↓ Kristal putih
j.
Kode sampel : ANDI
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala kuning
k.
Kode sampel : XIXS
Uji golongan : + HCl
→ ↓ hitam
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
NH₄OH → ↓ hitam
+
HNO₃ → endapan larut
l.
Kode sampel : YABG
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala ungu / lembayung
m.
Kode sampel : GOL
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala ungu
n.
Kode sampel : CHUNIN
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala ungu
o.
Kode sampel : RCTI
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala ungu
p.
Kode sampel : ABCD
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH → ↓ putih
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
(NH₄)₂S → merah jambu
q.
Kode sampel : KECIL
Uji golongan : + HCl
→
+ HCl
+ Na₂ S →
+
NH₄Cl + NH₄OH →
+ NH₄CO₃
→
Uji spesifik : +
HCl → nyala kuning
BAB V
PEMBAHASAN
Analisa kualitatif adalaah suatu analisa yang bertujuan
untuk mengetahui keberadaan zat tertentu dalam sample. Dalam praktikum kali ini
dilakukan suatu analisa kualitatif terhadap zat-zat anorganik di mana dilakukan
uji terhadap sampel-sampel berupa garam-garam yang akan diidentifikasi. Jenis
kationnya melalui serangkaian uji, yaitu uji organoleptis, uji golongan, dan
uji spesifik untuk menetukan kationnya.
Uji organoleptis merupakan uji pendahukuan, uji ini
meliputi pengamatan bentuk, warna, rasa, kelarutan, dan bau, serta sifat-sifat
higroskopis sampel. Pengamatan bentuk bertujuan mengamati bentuk sampel. Apakah
sampel tersebut berbentuk serabut, hablur, Kristal, atau lainnya. Uji ini dapat
mempermudah untuk menentukan jenis kationnya. Uji rasa menentukan keadaan halus
atau kasarnya sampel. Uji kelarutan juga mempermudaj penentuan sampel. Ada
berberapa sampel yang sering ditemui yaitu AgCl2, AgBr, AgI, AgCH,
SrSO4, BaSO4, dan PbSO4. Selain itu, warna
larutan juga mempermudah identifikasi. Pengamatan warna adalah yang paling
berperan di sini karena warna tertentu mencirikan kation tertentu pula.
Beberapa kation memeberi warna spesifik pada larutannya, yaitu biru (Cu2+),
hijau (Ni2+, Fe2+, Cr3+, MnO4-),
kuning (CrO42-, [Fe(CN)6]4-, Fe3+),
merah jingga (dikromat), ungu (permanganate), merah muda (Co dan Mn2+).
Ada istilah kelarutan yang dikenal di Faramkope Indonesia III, yaitu:
Istilah kelarutan
|
Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat
|
Sangat mudah larut
Mudah larut
Larut
Agak sukar larut
Sukar larut
Sangat sukar larut
Praktis tidak larut
|
<1
1-10
10-30
30-100
100-1000
1000-10000
>10000
|
Adapun sampel yang diperoleh oleh kelompok kami pada
saat uji kation yaitu:
a.
Kode sampel AEK2 memiliki warna putih,rasa
halus,bentuk serbuk,tidak berbau,dan larut dalam aquades.Ketika dilakukan uji
golongan, kode sampel AEK2 tidak bereaksi dengan dengan HCl + Na2S
tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan
dengan NH4CO3 juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika
dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna lembayung. Jadi, kode sampel AEK2
merupakan K+ yang termasuk
kation golongan V.
b.
Kode sampel Vynzzie memiliki warna hijau,rasa
kasar,serbuk Kristal,tidak berbau,dan larut dalam auades.Ketika dilakukan uji
golongan, kode sampel Vynzzie tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl
+ Na2S tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH
tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3 juga tidak bereaksi.
Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna kuning. Jadi, kode
sampel Vynzzie merupakan Na+ yang termasuk kation golongan V.
c.
Kode sampel KAFF memiliki warna ptih,rasa
kasar,bentuk Kristal,tidak berbau,dan sangat larut dalam aquades.Ketika
dilakukan uji golongan, kode sampel KAFF tidak bereaksi dengan HCl,
dengan HCl + Na2S tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH
tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3 juga tidak bereaksi.
Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna kuning. Jadi, kode
sampel KAFF merupakan Na+ yang termasuk kation golongan V.
d.
Kode sampel JOUNIN memiliki warna putih,rasa
kasar,betuk Kristal,bberbau,dan sangat larut alam aquades. Kode sampel Ketika dilakukan uji golongan,
kode sampel JOUNIN tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S
tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan
dengan NH4CO3 juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika
dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna merah bata. Jadi, kode sampel JOUNIN merupakan
Mg2+ yang termasuk kation
golongan V.
e.
Kode sampel DEVIL memiliki wana putih,rasa
kasar,bentuk serbuk,tidak berbau,dan larut dalam aquades.Ketika dilakukan uji
golongan, kode sampel Devil tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S
tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan
dengan NH4CO3 juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika
dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna kuning. Kode sampel Devil merupakan Na+
yang termasuk kation golongan V.
f.
Kode sampel L & A memilki warna putih,rasa
halus,bentuk serbuk,tidak berbau,dan larut dalam aquades.Ketika dilakukan uji
golongan, kode sampel L & A bereaksi dengan HCl membentuk endapan putih,
yang berarti merupakan golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik, kode sampel L
& A bereaksi dengan NaOH membentuk endapan coklat. Jadi, kode sampel L
& A merupakan Ag+ yang
termasuk kation golongan I.
g.
Kode sampel AQAN memiliki rasa Ketika dilakukan
uji golongan, kode sampel AQAN tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S
tidak bereaksi, dan dengan NH4Cl + NH4OH bereaksi
membentuk endapan putih yang berarti termasuk kation golongan III. Ketika
dilakukan uji spesifik, kode sampel AQAN bereaksi dengan (NH4)2S
membentuk endapan merah jambu. Jadi, kode sampel AQAN merupakan Mn2+ yang termasuk kation golongan III.
h.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel IIII
tidak bereaksi dengan HCl,, dengan HCl + Na2S bereaksi membentuk
endapan hitam yang berarti golongan II. Ketika dilakukan uji spesifik, kode sampel
IIII bereaksi membentuk merah kecoklatan. Jadi, kode sampel IIII merupakan Hg2+
yang termasuk kation golongan IIA.
i.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel THE
bereaksi dengan HCl membentuk endapan putih yang berarti kation golongan I.
Ketika dilakukan uji spesifik, kode sampel THE bereaksi dengan HClO4
membentuk endapan kristal putih. Jadi, kode sampel THE merupakan Pb2+ yang termasuk kation golongan I.
j.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel ANDI
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S tidak bereaksi, dengan
NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3
juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna
kuning. Jadi, kode sampel ANDI merupakan Na+ yang termasuk kation
golongan V.
k.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel XIX5
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S bereaksi membentuk
endapan hitam yang berarti golongan II. Ketika dilakukan uji spesifik, kode
sampel XIX5 bereaksi dengan HNO3 berlebih sehingga endapan hitamnya larut. Jadi, kode
sampel XIX5 merupakan Cu2+ yang termasuk kation golongan IIA.
l.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel YABG
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl +
Na2S tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH
tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3 juga tidak bereaksi.
Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna lembayung. Jadi, kode
sampel YABG merupakan K+ yang
termasuk kation golongan V.
m.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel GOL
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S tidak bereaksi, dengan
NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3
juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna
lembayung. Jadi, kode sampel GOL merupakan K+ yang termasuk kation golongan V.
n.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel
CHUNIN tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S tidak bereaksi,
dengan NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3
juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna
lembayung. Jadi, kode sampel CHUNIN merupakan K+ yang termasuk kation golongan V.
o.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel RCTI
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S tidak bereaksi, dengan
NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3
juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna
lembayung. Jadi, kode sampel RCTI merupakan K+ yang termasuk kation golongan V.
p.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel ABCD
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S tidak bereaksi, dengan
NH4Cl + NH4OH bereaksi membentuk endapan putih. Ketika
dilakuakn uji spesifik, kode sampel ABCD bereaksi dengan (NH4)2S
membentuk endapan merah jambu. Jadi, kode sampel Mn2+ yang termasuk
kation golongan III.
q.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel Kecil
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl + Na2S tidak bereaksi, dengan
NH4Cl + NH4OH tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3
juga tidak bereaksi. Sedangkan ketika dilakukan uji nyala dengan HCl, berwarna
kuning. Jadi, kode sampel Kecil merupakan Na+ yang termasuk kation golongan V.
r.
Ketika dilakukan uji golongan, kode sampel AWTM
tidak bereaksi dengan HCl, dengan HCl+Na2S tidak bereaksi, dengan NH4Cl + NH4OH
tidak bereaksi, dan dengan NH4CO3 membentuk endapan putih. Sedangkan ketika
dilakukan uji spesifik dengan ditambahkan HCl, berwara hijau kekuningan. Jadi
kode samppel AWTM merupakan Ba yang termasuk golongan IV.
Namun pada saat
melakukan percobaan terjadi kesalahan dalam menentukan jenis kationnya. Ada
beberapa sampel yang tidak diketahui termasuk kation jenis apa. Hal ini
disebabkan kurangnya pengetahun tentang percobaan ini. Kesalahan pada percobaan
identifikasi kation ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Kesalahan
personil dan operasi
Kesalahan yang disebabkan oleh cara
pelaksanaan analisis dan analisis (persona) dan bukan karena metode, sedangkan
kesalah operasi umumnya bersifat fisik.
b.
Kesalahan metode
Kesalahan ini disebabkan oleh cara
pengambilan sampel dan kesalah akibat reaksi kimia yang tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.1979. FarmakopeIndonesiaEdisiIII. Jakarta : Depkes RI
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT
Gramedia
Tim Penyusun,
2007. Acuan Praktikum Kimia Analisis
Laboratorium Kimia Farmasi.
Jakarta : Universitas Indonesia.